Makalah Fiqih - Kaifiyat Mandi
Oleh: Qyu Ahmad
Link Download Gratis :
Outline : http://adf.ly/1LpU5L
Bab 1 : http://adf.ly/1LpUJB
Bab 2 : http://adf.ly/1LpUQc
Bab 3 : http://adf.ly/1LpUVM
Daftar Pustaka : http://adf.ly/1LpUa8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dasar Hukum Mandi ......................... 2
B. Hal-hal Yang Menyebabkan Mandi .......................... 4
C. Rukun Mandi .......................................................... 4
D. Sunat-Sunat Mandi .................................................. 5
E. Mandi-mandi Yang Disunnahkan ............................. 6
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan Ibadah umat Islam pasti melakukan membersihkan (thaharah) terlebih dahulu mulai dari Wudhu, Mandi ataupun tayyamum dan banyak umat Islam sendiri belum mengerti ataupun sudah mengerti tapi dalam praktiknya menemui sebuah masalah ataupun keraguan atas hal yang menimpanya.
Dalam makalah ini, akan penulis bahas masalah tentang mandi mulai dari dasar hukum mandi sampai kepada hal-hal yang disunnahkan dalam mandi. Karena penulis merasa masih banyak yang kurang begitu mendalami masalah mandi terutama dalam hal tata cara mandi, karena disitu banyak terdapat perbedaan pendapat di antara kalangan ulama.
Alasan penulis mengangkat makalah dengan topik mandi karena mandi adalah hal penting yang menjadi penentu diterima atau tidaknya ibadah seseorang. Tidak sah mandinya berarti tidak sah juga ibadahnya yang dilaksanakannya dengan mandi tersebut. Sehingga sangatlah penting bagi kita khususnya penulis sendiri mendalami masalah mandi agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam hal kaifiyat mandi.
Penulis merasa makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, sehingga sangat diharapkan masukan agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dasar Hukum Mandi
Pengertian mandi dapat ditinjau dari dua segi yaitu: Dari segi bahasa, mandi berarti mengalirkan air ke seluruh badan. Dari segi syara‘, mandi bermaksud mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat yang tertentu.
Mandi besar (mandi junub atau mandi wajib) adalah mandi dengan menggunakan air suci dan bersih (air mutlak) yang mensucikan dengan mengalirkan air tersebut ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus dihilangkan sebelum melakukan ibadah sholat.
Dasar hukum mandi wajib yaitu Al Qur’an dan Hadis Nabi sebagai berikut:
1. Qur`an Surah : Al-Maidah ayat 6
وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُواْ
“Dan jika kalian junub maka mandilah.” (QS. Al-Maidah: 6)
2. Qur`an Surah : Al-Baqarah ayat 222
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu adalah suatu kotoran (najis)”. Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di waktu haid. Dan janganlah kalian mendekati (melakukan jima’ dengan) mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah bersuci (mandi), maka datangilah (jima’) mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah: 222)
3. Hadis Nabi SAW yang berbunyi:
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda:
إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ الْغَسْلُ
“Jika seseorang (lelaki) duduk di antara empat anggota badannya (wanita), lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib banginya mandi.” (HR. Al-Bukhari no. 291 dan Muslim no. 348)
Ibnu Daqiq Al-Id menyatakan bahwa makna ‘empat anggota badan wanita’ adalah: Kedua tangan dan kedua kakinya atau kedua kaki dan kedua pahanya.
Sementara makna bersungguh-sungguh di sini, Ibnu Rajab menyatakan, “Dia adalah ungkapan akan kesungguhnan lelaki memasukkan kemaluannya ke dalam farj wanita.”
Dalam riwayat Muslim ada tambahan:
وَإِنْ لَمْ يَنْزِلْ
“Walaupun dia (mani) tidak keluar.”
B. Hal-hal Yang Menyebabkan Mandi
Adapun perkara yang mewajibkan seseorang mandi yaitu sebagai berikut:
1. Bertemu dua khitan (bersetubuh) yaitu apabila masuknya hasyafah zakar atau sekadar yang ada bagi zakar yang kudung ke dalam farj perempuan yang masih hidup dengan sempurna walaupun tidak keluar mani.
2. Mengeluarkan air mani baik disengaja maupun tidak sengaja
3. Setelah haidh (menstruasi), yaitu darah yang keluar dari pangkal rahim ketika wanita dalam keadaan sehat pada waktu yang tertentu.
4. Melahirkan anak atau bersalin (wiladah).
5. Keluar nifas, yaitu darah yang keluar selepas bersalin.
6. Mati, kecuali mati syahid.
Bagi mereka yang masuk dalam kategori di atas maka mereka berarti telah mendapat hadas besar dengan najis yang harus dibersihkan. Jika tidak segera disucikan dengan mandi wajib maka banyak ibadah orang tersebut yang tidak akan diterima Allah SWT.
C. Rukun Mandi
Adapun rukun mandi adalah sebagai berikut:
1. Berniat pada permulaan kena air pada badan
Bagi orang yang berjunub niatnya ialah mengangkat janabah atau hadath besar. Niatnya seperti berikut:
Maksudnya:
“Sahaja aku mandi junub kerana Allah Ta`ala”.
atau
Maksudnya:
“Sahaja aku mengangkat hadath besar kerana Allah Ta`ala”.
Bagi orang yang datang haidh atau nifas niatnya ialah mengangkat hadath haidh atau nifas. Niatnya adalah seperti berikut:
Maksudnya:
“Sahaja aku mandi daripada haid kerana Allah Ta`ala”.
atau
Maksudnya:
“Sahaja aku mandi daripada nifas kerana Allah Ta`ala”.
2. Menghilangkan najis yang terdapat pada tubuh badan.
3. Meratakan air ke seluruh badan terutama kulit, rambut dan bulu.
D. Sunat-sunat Mandi
Ada beberapa perkara sunat pada saat mandi, yaitu:
1. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan.
2. Membaca basmalah pada permulaan mandi
3. Melakukan wudhu/wudlu sebelum mandi wajib.
4. Mandi menghadap kiblat
5. Membasuh badan sebanyak tiga kali
6. Mendahulukan badan sebelah kanan daripada yang sebelah kiri
7. Membaca do'a setelah wudhu/wudlu
8. Dilakukan sekaligus selesai saat itu juga (muamalah)
E. Mandi yang Disunnahkan
Islam agama yang mencintai kebersihan bagi umatnya, bukan hanya kebersihan rohani akan tetapi kebersihan jasmani pula. Oleh karena itu selain mewajibkan mandi dan membersihkan diri pada saat-saat tertentu syari’at agama kita juga menganjurkan mandi pada waktu-waktu tertentu sebagai berikut:
1. Mandi hari Juma‘at bagi orang yang hendak pergi sembahyang Juma‘at. Waktunya dari naik fajar sadiq.
2. Mandi hari raya fitrah dan hari raya adhha. Waktunya adalah mulai dari tengah malam pada hari raya itu.
3. Mandi karena minta hujan (istisqa’).
4. Mandi karena gerhana bulan.
5. Mandi karena gerhana matahari.
6. Mandi karena memandikan mayat.
7. Mandi karena masuk agama Islam.
8. Mandi orang gila selepas pulih ingatannya.
9. Mandi orang yang pitam selepas sadar dari pitamnya.
10. Mandi ketika hendak ihram.
11. Mandi karena masuk Makkah.
12. Mandi karena wuquf di ‘Arafah.
13. Mandi karena bermalam di Muzdalifah.
14. Mandi karena melontar jumrah-jumrah yang tiga di Mina.
15. Mandi karena tawaf iaitu tawaf qudum, tawaf ifadhah dan tawaf wida‘.
16. Mandi karena sa‘i.
17. Mandi karena masuk ke Madinah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian mandi dapat ditinjau dari dua segi yaitu: Dari segi bahasa, mandi berarti mengalirkan air ke seluruh badan. Dari segi syara‘, mandi bermaksud mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat yang tertentu.
2. Adapun perkara yang mewajibkan seseorang mandi yaitu: Bertemu dua khitan (bersetubuh), Mengeluarkan air mani baik disengaja maupun tidak sengaja, Setelah haidh (menstruasi), Melahirkan anak atau bersalin (wiladah), Keluar nifas, yaitu darah yang keluar selepas bersalin, Mati, kecuali mati syahid.
3. Adapun rukun mandi yaitu: Berniat pada permulaan kena air pada badan, Menghilangkan najis yang terdapat pada tubuh badan, dan Meratakan air ke seluruh badan terutama kulit, rambut dan bulu.
4. Ada beberapa perkara sunat pada saat mandi, yaitu: Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan., Membaca basmalah pada permulaan mandi, Melakukan wudhu/wudlu sebelum mandi wajib, Mandi menghadap kiblat, Membasuh badan sebanyak tiga kali, Mendahulukan badan sebelah kanan daripada yang sebelah kiri, Membaca do'a setelah wudhu/wudlu dan Dilakukan sekaligus selesai saat itu juga (muamalah).
DAFTAR PUSTAKA
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah. Jilid 1-2. Bandung: PT Al- Ma’arif, Cet 3.
Dr. H. Nasrun Harun, MA. 2000. Fiqh Muamalat. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Al Jaziri, Abdurrahman. 1996. Fiqih Empat Madzhab. Jakarta: Darul Ulum Press.
KH. Ahmad Kosasih, M.Ag. 2011. Mandi Yang Disunnahkan (online) http://ahmadriyadhmz.wordpress.com/2011/04/26/mandi-yang-disunnahkan/ Sabtu, 14 Mei 2011
Admin. 2009. Pengertian Mandi Wajib/Besar/Junub, Tata Cara Dan Hukum Dalam Islam (online) http://organisasi.org/pengertian-mandi-wajib-besar-junub-tata-cara-dan-hukum-dalam-islam Sabtu, 14 Mei 2011
Link Download Gratis :
Outline : http://adf.ly/1LpU5L
Bab 1 : http://adf.ly/1LpUJB
Bab 2 : http://adf.ly/1LpUQc
Bab 3 : http://adf.ly/1LpUVM
Daftar Pustaka : http://adf.ly/1LpUa8




