Oleh: Qyu Ahmad
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Ilmu ........................................ 2
B. Struktur Ilmu .......................................................... 3
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 9
B. Saran-saran ........................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Van Peursen menggambarkan “Ilmu itu bagaikan bangunan yang tersusun dari batu bata. Batu atau unsur dasar itu tidak pernah langsung didapat dari alam sekitar, akan tetapi melalui observasi ilmiah batu-batu sudah dikerjakan sehingga dapat dipakai kemudian digolongkan menurut kelompok tertentu sehingga dapat dipergunakan.
Upaya ini tidak dilakukan dengan sewenang-wenang, melainkan merupakan hasil petunjuk yang menyertai susunan limas ilmu yang menyeluruh akan makin jelas bahwa teori secara berbeda-beda meresap sampai ke dasar ilmu.
Dalam perspektif filsafat, bahwa ilmu adalah pengetahuan yang didapat dengan metode keilmuan, sehingga seorang ilmuan harus memiliki pemahaman metode ilmu dan mampu memanfaatkannya sebagai media untuk menghasilkan suatu temuan-temuan baru atau pengembangan-pengembangan baru dari sebuah ilmu pengetahuan.
Dalam makalah ini, akan dibahas masalah struktur ilmu kaitannya dalam materi filsafat ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Ilmu
Jika dalam suatu organisasi, struktur merupakan organ/perangkat dari organisasi tersebut yang tentunya terkait dengan mekanisme kerjanya dan tujuan yang akan dicapai. Melaui sistem kerja yang masing-masing organisasi tentu memiliki kekhususan tersendiri.
Dalam proses operasionalnya tentu diperlukan koordinasi yang baik agar tautan dari perangkat satu dan yang lainnya tidak terputus. Seorang kepala sekolah dalam organisasi sekolah misalnya, sampai kepada para guru pemegang mata pelajaran bahkan sampai kepada penjaga sekolah, agar tujuan organisasi tersebut yaitu memintarkan, akan dapat tercapai jika mereka memiliki koordinasi yang baik.
Adapun dalam konsep ilmu, tentu mekanisme kerja yang ada dalam strukturnya memiliki sebuah kebenaran, benar menurut rasio, mendasar dan diakui secara umum. Dan berangkat dari pemahaman sebuah struktur yang ada pada sebuah organisasi yang dalam hal ini memiliki kesamaan istilah yaitu Struktur dan kesamaan fungsinya sebagai mekanisme kerja, maka akan timbul sebuah perspektif khusus mengenai struktur yang ada dalam sistem ilmu.
Dalam bahasa Inggris, struktur adalah structure atau structura yang memiliki arti bangunan atau susunan. Dan sebutan untuk pandangan, filsafat atau gerakan filsafatnya disebut strukturalisme. Ditinjau dari fungsinya ia juga disebut sebagai sistem ilmu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah pengertian dari struktur ilmu yaitu “sebuah susunan yang terdiri dari komponen-komponen yang membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran”.
B. Struktur Ilmu
Ilmu sebagai produk merupakan suatu sistem pengetahuan yang di dalamnya berisi penjelasan-penjelasan tentang berbagai fenomena yang menjadi objek kajiannya. Dengan demikian ilmu terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Saling hubungan di antara berbagai komponen tersebut merupakan struktur dari pengetahuan ilmiah.
Menurut The Liang Gie (1991 : 139) sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu : jenis-jenis sasaran, bentuk-bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan pembagian sistematis.
1. Jenis-jenis Sasaran
Setiap ilmu memiliki objek yang terdiri dari dua macam, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah fenomena di dunia ini yang menjadi bahan kajian ilmu, sedangkan objek formal adalah pusat perhatian ilmuwan dalam mengkaji objek material.
Objek material suatu ilmu dapat dan boleh sama dengan objek material ilmu yang lain. Tetapi objek formalnya tidak akan sama. Bila objek formarnya sama maka sebenarnya mereka merupakan ilmu yang sama tetapi diberi sebutan berbeda.
Ada bermacam-macam fenomena yang ditelaah ilmu. Dari bermacam-macam fenomena tersebut The Liang Gie (1991 : 141) telah mengidentifikasi 6 macam fenomena yang menjadi objek material ilmu, yaitu : ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial dan proses tanda.
2. Bentuk-bentuk Pernyataan
Berbagai fenomena yang dipelajari ilmu tersebut selanjutnya dijelaskan ilmu melalui pernyataan-pernyataan. Kumpulan pernyataan yang merupakan penjelasan ilmiah terdiri dari empat bentuk (The Liang Gie, 1991 : 142-143), yaitu : deskripsi, preskripsi, eksposisi pola, dan rekonstruksi historis.
a. Deskripsi
Deskripsi adalah pernyataan yang bersifat menggambarkan tentang bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal rinci lainnya dari fenomena yang dipelajari ilmu. Pernyataan dengan bentuk deskripsi terdapat antara lain dalam ilmu anatomi dan geografi.
b. Preskripsi
Preskripsi merupakan bentuk pernyataan yang bersifat preskriptif, yaitu berupa petunjuk-petunjuk atau ketentuanketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaiknya dilakukan berkenaan dengan ojkek formal ilmu. Preskripsi dapat dijumpai antara lain dalam ilmu pendidikan dan psikologi pendidikan.
c. Eksposisi Pola
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan, atau proses lainnya dari fenomena yang ditelaah. Pernyataan semacam ini dapat dijumpai antara lain pada antropologi.
d. Rekonsturksi Historis
Rekonstruksi historis merupakan pernyataan yang berusaha menggambarkan atau menceritakan sesuatu secara kronologis. Pernyataan semacam ini terdapat pada historiografi dan paleontologi.
3. Ragam-Ragam Proposisi
Selain bentuk-bentuk pernyataan seperti di atas, ilmu juga memiliki ragam-ragam proposisi, yaitu azas ilmiah, kaidah ilmiah, dan teori ilmiah. Ketiga ragam proposisi tersebut dijelaskan seperti berikut ini.
a. Azas Ilmiah
Azas atau prinsip ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati.
b. Kaidah ilmiah
Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diuji kebenarannya .
c. Teori ilmiah
Yang dimaksud dengan teori ilmiah adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis berkenaan dengan penjelasan terhadap sejumlah fenomena. Teori ilmiah merupakan unsur yang sangat penting dalam ilmu. Bobot kualitas suatu ilmu terutama ditentukan oleh teori ilmiah yang dimilikinya. Pentingnya teori ilmiah dalam illmu dapat dijelaskan dari fungsi atau kegunaannya. Fungsi teori ilmiah adalah :
1. Sebagai kerangka pedoman, bagan sistematisasi, atau sistem acuan dalam menyususn data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai hubungan yang logis diantara aneka data.
2. Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi.
3. Sebagai acuan dalam pengkajian suatu masalah.
4. Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian.
5. Sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis.
6. Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis.
7. Untuk mendapatkan informasi histories dan perspektif permasalahan yang akan diteliti.
8. Memperkaya ide-ide baru.
9. Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama.
4. Ciri-ciri Pokok Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain. Adapun ciri-ciri pokok ilmu adalah sebagi berikut:
a. Sistematisasi
Sistematisasi memiliki arti bahwa pengetahuan ilmiah tersusun sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat pernyataanpernyataan yang berhubungan secara fungsional.
b. Keumuman (generality)
Ciri keumuman menunjuk pada kualitas pengetahuan ilmiah untuk merangkum berbagai fenomena yang senantiasa makin luas dengan penentuan konsep-konsep yang paling umum dalam pembahasannya.
c. Rasionalitas
Ciri rasionalitas berarti bahwa ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran rasional yang mematuhi kaidahkaidah logika.
d. Objektivitas
Ciri objektivitas ilmu menunjuk pada keharusan untuk bersikap objektif dalam mengkaji suatu kebenaran ilmiah tanpa melibatkan unsur emosi dan kesukaan atau kepentingan pribadi.
e. Verifiabilitas
Verifiabilitas berarti bahwa pengetahuan ilmiah harus dapat diperiksa kebenarannya, diteliti kembali, atau diuji ulang oleh masyarakat ilmuwan.
f. Komunalitas
Ciri komunalitas ilmu mengandung arti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik umum (public knowledge). Itu berarti hasil penelitian yang kemudian menjadi khasanah dunia keilmuan tidak akan disimpan atau disembunyikan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu.
5. Pembagian Sistematis
Pengetahuan ilmiah senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan semakin banyaknya jumlah ilmuwan dan juga semakin luasnya peluang untuk melakukan penelitian. Perkembangan ilmu antara lain ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan terutama cabang. Untuk memudahkan memperoleh pemahaman mengenai bermacam-macam aliran dan cabang tersebut diperlukan pembagian sistematis.
Gambaran tentang ilmu yang secara struktural terdiri dari jenis-jenis sasaran, bentuk-bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan pembagian sistematis sebagaimana dijelaskan di atas oleh The Liang Gie (1991).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu : jenis-jenis sasaran, bentuk-bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan pembagian sistematis.
2. The Liang Gie telah mengidentifikasi 6 macam fenomena yang menjadi objek material ilmu, yaitu : ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial dan proses tanda.
3. Kumpulan pernyataan yang merupakan penjelasan ilmiah terdiri dari empat bentuk yaitu : deskripsi, preskripsi, eksposisi pola, dan rekonstruksi historis.
4. Ilmu memiliki ragam-ragam proposisi, yaitu azas ilmiah, kaidah ilmiah, dan teori ilmiah.
5. Adapun ciri-ciri pokok ilmu adalah sistematis, keumuman, rasionalitas, objektivitas, verifiabilitas dan komunalitas.
B. Saran-Saran
Dalam makalah yang kami sajikan ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan terutama dalam penyajian materi. Sehingga dalam mempelajari dan mendalami lebih lanjut tentang struktur ilmu perlu lebih banyak literatur dan bahan bacaan serta penjelasan dari dosen tentang masalah filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Jujun S. Suriasumantri. 1996).Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik : Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa ini. Jakarta: Gramedia.
Jujun S. Suriasumantri. 2005. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.
Lasiyo dan Yuwono. 1994. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta : Liberty.
The Liang Gie. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.
Verhak, V dan Haryono Imam, R. 1999. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT.Gramedia.
J. Sutarjo. 2009. Struktur ilmu dan Perkembangan ilmu Pengetahuan (online) www.tarjo2009.blogspot.com/2009/03/struktur-ilmu-dan-perkembangan-ilmu.html Sabtu, 9 April 2011



