Saturday, 1 August 2015

Makalah Filsafat Pendidikan - Aliran Perennialisme dan Aliran Rekonstruksionalisme

Makalah Filsafat Pendidikan - Aliran Perennialisme dan Aliran Rekonstruksionalisme
Oleh: Qyu Ahmad



Link Download Gratis:
Outline : http://adf.ly/1Lu19O
Bab 1 : http://adf.ly/1Lu1DU
Bab 2 : http://adf.ly/1Lu1In
Bab 3 : http://adf.ly/1Lu1Nn
Daftar Pustaka : http://adf.ly/1Lu1VW


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB  I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................... 2
BAB  II : PEMBAHASAN
A. Aliran Perennialisme .............................................. 3
B. Aliran Rekonstruksionalisme .................................. 6
BAB  III : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 9
B. Saran-saran ........................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11


BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat dari lembaga formal maupun nonformal. Sedangkan makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan, karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Dalam proses pertumbuhan filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli filsafat (filosof) sepanjang kurun waktu dengan objek permasalahan hidup didunia, telah melahirkan berbagai macam pandangan. Pandangan-pandangan para filosof itu ada kalanya satu dengan yang lain bersifat saling menguatkan, terapi tidak jarang pula yang berbeda dan berlawanan. Hal itu disebabkan terutama oleh pendekatan yang dipakai oleh mereka berbeda walaupun untuk objek permasalahan yang sama. Karena perbedaan dalam sistem pendekatan itu, maka kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan menjadi berbeda pula bahkan tidak sedikit saling berlawanan.
Ada banyak hal yang melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan, diantaranya yaitu banyaknya perubahan-perubahan dan permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan pendidikan yang tidak mempu dijawab sendiri oleh filsafat. Selain itu, yang melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya ide-ide baru dalam dunia pendidikan. Adapun datangnya ide-ide tersebut diantaranya berasal dari tokoh-tokoh filsafat Yunani.

B. Tujuan Penulisan
Filsafat  sebagai hasil pemikiran para ahli filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan/ide yang dalah satunya ialah lahirnya pandangan tentang filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran.
Adapun aliran-aliran filsafat pendidikan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Aliran Perennialisme dan Aliran Rekonstruksionalisme. Tujuan penulisan yaitu agar pengetahuan kita tentang dunia pendidikan khususnya filsafat pendidikan semakin luas, sehingga dari pengetahuan tersebut dapat kita ambil intisari atau hikmah agar dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.







BAB  II
PEMBAHASAN
A. Aliran Perennialisme
Perennialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan  yang lahir pada abad ke- 20. Perennialisme diambil dari kata “Perennial” yang berarti “Kekal dan Abadi”. Dari makna yang terkandung dalam kata itu, aliran perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi.
Perennialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman modern telah menimbulkan banyak krisis diberbagai bidang kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi krisis ini, perennialisme memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan masa lampau” (regressive road to culture). Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal.
Asas yang dianut perennilaisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang berkiblat dua, yaitu: Perennialisme toelogis yang bernaung dibawah supremasi gereja Katolik, dengan orientasi pada ajaran dan tafsir Thomas Aquinas dan Perennialisme sekuler yang berpegang pada ide dan cita filosofis Plato dan Aristoteles.
Dibidang pendidikan, perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya seperti Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Dalam hal ini pokok pikiran Plato tentang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai adalah manifestasi daripada hukum universal yang abadi dan sempurna, yakni ideal, sehingga ketertiban sosial hanya akan mungkin bila ide itu menjadi ukuran, asas normatif dalam tata pemerintahan. Maka tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar dan mempraktekkan asas-asas normatif itu dalam semua aspek kehidupan.
Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi yaitu: nafsu, kemauan dan pikiran. Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itu dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa dipenuhi. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan lebih mendekatkan kepada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan adalah kebahagiaan. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani, emosi dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.
Menurut Thomas Aquinas, tujuan pendidikan adalah sebagai usaha mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualisasi aktif dan nyata. Dalam hal ini peranan guru adalah mengajar memberi bantuan pada anak didik untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.
Prinsip-prinsip pendidikan perennialisme tersebut perkembangannya telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk sekkolah dasar, menengah, perguruan tinggi dan pendidikan orang dewasa.
Ada beberapa prinsip dari aliran ini yaitu :
1. Kebenaran bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu dan orang;
2. Pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran;
3. Kebenaran dapat ditemukan dalam karya-karya agung; dan
4. Pendidikan adalah kegiatan liberal untuk mengembangkan nalar.
Ada beberapa pandangan atau teori dasar dalam belajar menurut perennialisme, yaitu:
1. Mental disiplin sebagai teori dasar
Latihan dan pembinaan berfikir (mental discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dari belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan pada pembinaan kemampuan berfikir.
2. Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan
Asas berfikir dan kemerdekaan haru menjadi tujuan utama pendidikan, otoritas berfikir harus disempurnakan. Makna kemerdekaan pendidikan adalah membantu manusia untuk menjadi dirinya sendiri yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain. Fungsi belajar harus diabdikan bagi tujuan ini, yaitu aktualitas manusia sebagai makhluk rasional yang bersifat merdeka.
3. Belajar untuk berfikir
Perennialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis dan berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan tahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah dan perguruan tinggi.
4. Belajar sebagai persiapan hidup
Bagi Thomisme, belajar untuk berfikir dan belajar untuk persiapan hidup (dalam masyarakat) adalah dua langkah pada jalan yang sama, yakni menuju kesempurnaan hidup, kehidupan duniawi menuju kehidupan syurgawi.
5. Belajar melalui pengajaran
Menurut Perennialisme, tugas guru bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai murid yang mengalami proses belajar sementara mengajar.

B. Aliran Rekonstruksionalisme
Kata rekonstruksionalisme dalam bahasa Inggris “rekonstruct” yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan, aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susuna hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Pada dasarnya aliran rekonstruksionalisme sepaham dengan aliran perennialisme dalam tujuan mengatasi krisis kehidupan modern. Walaupun demikian, prinsip yang dimiliki aliran rekonstruksionalisme tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh perennialisme. Keduanya memiliki visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perennialisme memilih cara sendiri yaitu dengan kembali ke alam kebudayaan lama atau yang dikenal dengan “regressive road to culture” yang mereka anggap paling ideal.
Sementara itu aliran rekonstruksionalisme menempuh dengan jalan  sesuai dengan istilah yang dikandungnya, yaitu berusaha membina suatu konsepsus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.
Untuk mencapai tujuan itu, rekonstruksionalisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya. Maka melalui lembaga dan proses pendidikan, rekonstruksionalisme ingin merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru. Disini tampak ada kesamaan dengan Dewey dalam “education as reconstruction”.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan yang dimaksud diatas, diperlukan adanya kerjasama semua bangsa-bangsa. Para penganut aliran rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa bangsa-bangsa di dunia mempunyai hasrat yang sama untuk menciptakan satu dunia baru, dengan satu kebudayaan baru dibawah satu kedaulatan dunia dalam pengawasan mayoritas umat manusia.
Kaitannya dalam hal pendidikan, jika dalam aliran konstruksionalisme tujuan pendidikan untuk menyiapkan anak didik sebagai pengubah dunia, maka sekolah harus membakali siswa dengan alat untuk melakukan perubahan yakni transformasi dunia ini lewat rekonstruksi sosial. Dengan demikian, guru memiliki peran penting dalam mengubah kebudayaan.
Tokoh-tokoh besar aliran ini adalah George Counts, Theodore Brameld, Ivan Illich dan Paulo Freire.
Dalam bukunya Education for the Emerging Age (1950), Brameld menyarankan bahwa tujuan pendidikan bukan untuk memperoleh kredit atau sekedar pengetahuan, tetapi memberi manusia apapun rasanya, kepercayaannya, dan kehidupan yang lebih memuaskan dirinya dan masyarakatnya. Pengetahuan, pelatihan dan keterampilan adalah alat untuk mencapai tujuan ini, yakni realisasi diri.













BAB  III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat pendidikan berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal dan radikal terhadap berbagai masalah.
2. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan, diantaranya yaitu banyaknya perubahan-perubahan dan permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan pendidikan yang tidak mempu dijawab sendiri oleh filsafat, dan banyaknya ide-ide baru dalam dunia pendidikan.
3. Perennialisme diambil dari kata “Perennial” yang berarti “Kekal dan Abadi”. Dari makna yang terkandung dalam kata itu, aliran perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi.
4. Rekonstruksionalisme dalam bahasa Inggris “rekonstruct” yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan, aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susuna hidup kebudayaan yang bercorak modern.
5. Aliran rekonstruksionalisme sepaham dengan aliran perennialisme dalam tujuan mengatasi krisis kehidupan modern.
6. Prinsip aliran rekonstruksionalisme tidak sama dengan perennialisme, keduanya memiliki visi dan cara yang berbeda, Aliran perennialisme memilih cara sendiri yaitu dengan kembali ke alam kebudayaan lama “regressive road to culture” yang mereka anggap paling ideal, sedangkan  aliran rekonstruksionalisme berusaha membina suatu konsepsus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.

B. Saran-saran
1. Dalam mempelajari dan memahami berbagai pemahaman dalam filsafat pendidikan, kita seharusnya tetap mengacu pada jalur agama yakni agama Islam. Berbagai pendapat dan pandangan dalam aliran-aliran filsafat pendidikan tetaplah selalu kita saring, ambil intisari dan hikmah yang terkandung didalamnya yang tidak bertentangan dengan agama.
2. Dalam mendalami lebih jauh tentang filsafat pendidikan, perlu lebih banyak literatur dan bahan yang harus dipelajari agar dalam memvonis suatu aliran atau pendapat selalu mempunyai rujukan yang tepat dan sesuai.







DAFTAR PUSTAKA

Tholib Kasan. 2009. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta Timur: Studia Press

Zuhairini, Dra. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Bumi Aksara

Jalaluddin, Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama

Redja Mudyaharjo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Tuatul Mahfud. 2009. Aliran Perennialisme (Online) www.mahfudz30.wordpress.com/2009/10/16/aliran-perenialisme/ Jum’at, 25 Maret 2011

Tuatul Mahfud. 2009. Aliran Rekonstruksionalisme (Online) www.mahfudz30.wordpress.com/2009/10/16/aliran-rekrontuksionisme/ Jum’at, 25 Maret 2011

Admin. 2007. Filsafat Perenialisme (Online) www.blog.persimpangan.com/blog/2007/09/27/filsafat-perenialisme/ Jum’at, 25 Maret 2011

Mcdens13’s Blog. 2010. Aliran-Aliran Pendidikan (Online) www.mcdens13.wordpress.com/aliran-aliran-pendidikan/ Jum’at, 25 Maret 2011


Link Download Gratis:
Outline : http://adf.ly/1Lu19O
Bab 1 : http://adf.ly/1Lu1DU
Bab 2 : http://adf.ly/1Lu1In
Bab 3 : http://adf.ly/1Lu1Nn
Daftar Pustaka : http://adf.ly/1Lu1VW

1 comment:

  1. Sultan Casino: 100% Welcome Bonus | Shootercasino
    Sultan Casino, a modern online casino that offers a huge selection 1xbet korean of games, and หาเงินออนไลน์ generous bonuses for new players, is a fantastic 제왕카지노 choice for new

    ReplyDelete